Dalam petikan wawancaranya dengan TrustLaw sebuah organisasi di bawah Thomson Reuters Foundation yang bergerak di bidang hak asasi wanita, Sri Mulyani bercerita tentang pengalamannya memberantas korupsi di Indonesia.
Dikutip detikFinance, Rabu (12/12/2012), TrustLaw menggambarkan sosok Sri Mulyani yang pernah memegang peranan penting memberantas korupsi.
"Seorang perempuan dapat membuat perbedaan besar dalam melawan korupsi. Sri Mulyani Indrawati adalah buktinya. Sri Mulyani memiliki reputasi yang bisa dibilang berani ketika ia membersihkan pajak di Indonesia dan meningkatkan pendapatan negara sebagai Menteri Keuangan wanita pertama di negaranya," jelas TrustLaw dalam artikelnya.
Atas prestasinya ini, Sri Mulyani masuk dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes, menduduki peringkat ke-65. Akan tetapi, TrustLaw juga menceritakan sikap tegas Sri Mulyani juga memberikan musuh dari kalangan elit pengusaha Indonesia, terutama setelah Direktorat Pajak mengeluarkan daftar 100 Pengemplang Pajak Terbesar yang memasukkan sebuah perusahaan batubara yang dikuasai oleh konglomerat dan politisi Indonesia.
Sri Mulyani mundur dari jabatannya di 2010, yang diduga beberapa kalangan akibat tekanan politik. Meskipun demikian, di bawah kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia membaik terutama saat krisis keuangan global, penerimaan pajak meningkat, utang publik menurun dan investasi asing langsung bertambah. Sri Mulyani percaya kualitas kepemimpinan dan keberanian untuk menantang korupsi lebih penting ketimbang jumlah perempuan dengan jabatan tinggi di pemerintahan.
"Apabila ada perempuan yang sangat berkualitas dan kuat, satu perempuan saja bisa membuat banyak perubahan," kata Sri Mulyani.
Berikut potongan wawancaranya ketika TrustLaw menanyakan soal pengalamannya di Indonesia.
Apa pengalaman anda di Indonesia?
"Saat Indonesia belum demokratis dan transparan, korupsi dianggap sebagai perilaku normal. Misalnya, ketika gaji rendah, menerima suap dianggap sebagai standar untuk menambah gaji, ini menjadi hal yang penting untuk kelangsungan hidup dan bukan konflik kepentingan, kata Sri Mulyani.
"Apabila anda tidak bertambah kaya dari posisi sebagai pejabat publik, anda dipandang bodoh," jawabnya.
"Di lingkungan ini, hanya ada sedikit perempuan yang berani untuk memperkenalkan nilai-nilai yang berbeda. Terlebih lagi, jumlah perempuan yang memiliki jabatan dan tidak memiliki wewenang anggaran juga sedikit, sehingga mereka kurang memiliki kesempatan untuk korupsi," tegas Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, langkah pertama untuk memberantas korupsi di Indonesia adalah dengan memperkenalkan konsep bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan. Awalnya, pemahaman tentang hal ini sangat kurang, sehingga meskipun struktur hukumnya sudah ada seperti KPK dan perundang-undangan yang melarang korupsi prakteknya masih tertinggal. Kerangka hukum adalah kondisi yang penting.
"Tetapi tidak cukup karena bagi partai politik dan masyarakat umum, definisi tentang ukuran-ukuran anti-korupsi pada prakteknya tidak jelas," ungkapnya,
"Dalam kasus saya, hal pertama yang harus saya lakukan adalah mengubah sumber korupsi, yaitu kecukupan gaji. Ketika gaji rendah, seluruh sistem terbuka untuk menerima suap. Selanjutnya, kerjasama dengan publik dan media dalam rangka mengubah persepsi sosial tentang akseptabilitas korupsi harus dilakukan," terang Sri Mulyani.
Apakah pandangan 'Wanita adalah jenis kelamin yang lebih adil' membantu Anda sebagai pendukung Anti Korupsi?
"Pertama, saya tumbuh di keluarga dengan nilai-nilai kuat. Orangtua saya adalah guru," kata Sri Mulyani.
"Sebagai menteri keuangan perempuan pertama dalam sejarah Indonesia, saya mendapat tekanan yang cukup besar, dan memotivasi saya untuk berbuat sesuatu yang penting bagi bangsa. Iya, ada tekanan nyata atau kesadaran pribadi sebagai Menteri Keuangan wanita pertama di negara yang dipandang korup. Sehingga anda harus selalu melakukan hal yang benar," kata Sri Mulyani.
(dru/dnl)