Pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menyiapkan kondisi terburuk tersebut dalam bentuk simulasi.
"Kemungkinan terburuknya pasti kan krisis 1998, ya atau seperti Amerika atau global tahun 2008, yang colaps-nya suatu sistem. Itu yang harus kita cegah dari awal, kita punya crisis management protocol yang clear, kapan kita harus mulai hati-hati, ngeluarin kebijakan," ungkap Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Ia mengatakan hasil simulasi tersebut menggambarkan bahwa negara ini siap 90% jika terjadinya krisis. Artinya ada kesiapan penuh secara fundamental ekonomi yang telah disiapkan. Sebab dari simulasi tersebut ada gambaran nyata dari masalah yang dihadapi.
"Kalau saya bilang sih yang kita miliki sudah 90% mewakili kondisi yang rill. Artinya masih ada yang perlu kita lengkapi dan perbaiki dan kita hilangkan misalkan kalau nggak perlu," sebutnya.
Bambang menyebutkan, simulasi ini adalah sandiwara yang dihitung dalam matematika. Semua sektor diibaratkan tengah dilanda hantaman krisis. Kemudian masing-masing lembaga berada di posisinya untuk melakukan kebijakan dalam cepat.
"Ini seolah-olah kita mengahadapi yang rill, mulai misalnya kemarin terjadi apa, dan harus diambil keputusan sore ini, jadi kita benar-benar simulasinya yang realtime. Iya, namanya respon cepat apa yang harus kita ambil, bukan hanya cepat, tapi cepat dan benar," kata Bambang.Next
(mkl/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!