Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, membengkaknya anggaran subsidi BBM dikarenakan konsumsi yang naik. Konsumsi ini tidak bisa dikendalikan pemerintah.
"Harus kita cermati yaitu kemungkinan meningkatnya belanja atau subsidi BBM yang semula di dalam APBN-P diperkirakan Rp 137,4 triliun atau 40 juta kiloliter, perkiraan realisasinya mencapai Rp 211,9 triliun atau sekitar 45,2 juta kiloliter," ujar Hatta usai rapat anggaran dengan Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/12/2012).
Dalam rapat tersebut, dibahas juga soal realisasi APBN-P 2012 secara keseluruhan. Dikatakan Hatta, realisasi penerimaan negara saat ini mencapai Rp 1.333,3 triliun atau 98,2% dari target APBN-P 2012 sebesar Rp 1.358,2 triliun.
"Terjadi peningkatan pada penerimaan negara bukan pajak sekitar 101,9 persen atau hampir 102 persen dari perkiraan. Walaupun penerimaan perpajakan kita mungkin berkisar sekitar 97-an persen, ini data sementara kembali lagi saya katakan," kata Hatta.
Sementara nilai belanja negara yang nilainya sekitar Rp 1.400 triliun diperkirakan hanya terserap sekitar 97%, ditopang oleh subsidi BBM yang tinggi.
"Saya mencatat total kira-kira realisasi belanja dari APBN kita, kita perkirakan totalnya di atas mungkin, jadi belanja kita itu totalnya sekitar 96-97%. Masih belum selesai karena realisasi dari subsidi BBM masih belum selesai," cetus Hatta.
(dnl/dnl)