Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Mantan Bos BP Migas: Saat Kurtubi di Pertamina Minyak Indonesia Dikuras

Written By empatlima on Kamis, 15 November 2012 | 00.43

Jakarta - Mantan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R. Priyono mengungkapkan sulitnya meningkatkan produksi minyak saat ini. Menurutnya karena pada tahun 1997, ketika Kurtubi (kini pengamat) di Pertamina produksi minyak dikuras abis dan banyak diekspor.

Priyono mengungkapkan hasilnya saat ini produksi minyak sulit digenjot karena hanya tinggal sisanya saja.

"Kenapa produksi sekarang tidak banyak, karena cadangannya tinggal sisanya saja, itu karena pada zamannya Pak Kurtubi masih di Pertamina pada Tahun 1997, minyak kita dikuras," kata Priyono ketika ditemui di Wisma Mulia, Rabu (14/11/2012).

Diungkapkan Priyono, pada saat itu produksi minyak Indonesia memang mencapai 1,6 juta barel per hari.

"Memang produksi kita pada zamannya Pak Kurtubi di Pertamina mencapai 1,6 juta barel per hari, kita sampai ekspor ke luar negeri, kenapa sampai ekspor itu karena kebutuhan kita untuk dalam negeri hanya 400.000 barel," ucap Priyono.

Kondisinya saat ini walau produksi minyak Indonesia hanya 900.000 barel namun yang diambil oleh Pertamina hanya 500.000 barel per hari, sementara sisanya 400.000 barel per hari mau diserap kemana.

"Jadi pertanyaan saya sendainya saya peroduksi 1,4 juta barel tetap saja diambil 500.000, Jadi ya itulah PR kita bersama. Jadi itu tak bisa diserap Pertamina. Jadi tak ada hubungan lifting (produksi) dengan BBM domestik. Korelasi nggak ada," tandas Priyono.
 
Seperti diketahui Kurtubi salah satu pihak yang mendukung agar BP Migas dibubarkan. BP Migas akhirnya dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin (13/11/12) karena inkonstitusional.

Dalam keterangan tertulisnya, mantan petinggi Pertamina ini menilai kehadiran BP Migas telah menggerogoti kedaulatan negara. Seperti diketahui, lanjut dia, BP tidak punya aset. Dengan demikian aset BP Migas adalah aset pemerintah.

Di sisi lain, BP Migas mewakili Pemerintah dalam menandatangani kontrak dengan perusahaan asing dalam pola business to government (B to G). Artinya, kedudukan pemerintah dan kontraktor asing jadi setara. Jika terjadi sengketa hukum, bisa membahayakan negara.

Berbeda dengan UU 8/1971 yang mengatur Pertamina yang menandatangani kontrak dengan perusahaan asing dalam pola business to business (B to B). Menurut UU, aset Pertamina jelas terpisah dengan aset Pemerintah. Dengan demikian, pemerintah berada di atas kontrak sehingga kedaulatan negara tetap terjaga.

“UU Migas mengarah untuk melegalkan penguasaan kekayaan migas nasional oleh perusahaan asing/swasta. Hal ini tampak pada pasal 12 ayat 3, yang menyatakan Kuasa Pertambangan oleh menteri diserahkan kepada perusahaan asing/swasta. Sementara itu, implementasi kepemilikan atas sumber daya migas alam (SDA) migas sengaja dikaburkan dengan tidak adanya pihak yang membukukannya karena BP Migas tidak punya neraca. Pendeknya, dengan kehadiran BP Migas, tata kelola migas Indonesia menjadi yang paling buruk di Asia Oceania. Hal ini ditandai dengan produksi anjlok, cost recovery melonjak, karyawan BP Migas melonjak 10 kali lipat, merugikan negara dan melanggar Konstitusi,” papar Kurtubi.

(rrd/hen)

00.43 | 0 komentar | Read More

Komplotan Curanmor di Samarinda Dibekuk Polisi



Kamis, 15/11/2012 00:10 WIB







Samarinda, - Dua pelaku komplotan curanmor antar kota dan kabupaten di Kalimantan Timur dibekuk polisi. Dari tangan mereka, petugas menyita 9 motor hasil curian dari 12 lokasi kejadian curanmor yang dilaporkan ke Polresta Samarinda.

Pengungkapan kasus curanmor itu berawal penangkapan tersangka berinisial M, yang tinggal di Samarinda. Dari keterangan dia, motor hasil curian di Samarinda, dijual ke sejumlah wilayah ke Kabupaten Kutai Barat, Kaltim.

"Penangkapan tersangka di Samarinda, yang dikembangkan dari keterangan tersangka bahwa penjualan motor (hasil curian) ke Kabupaten Kutai Barat," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Agus Siswanto Sik di Mapolresta Samarinda, Jl Bhayangkara, Rabu (14/11/2012).

Berdasarkan keterangan tersangka M, petugas bergegas melakukan penyelidikan ke Kutai Barat, yang berjarak ratusan kilometer dari Samarinda. Di Kutai Barat, 9 motor berhasil disita dan dibawa ke Samarinda.

"Dari keterangan itu, kita lakukan penyelidikan ke sana (Kutai Barat), baru kemudian kita dapatkan 9 unit motor. Tersangka 2 orang, pelaku (pencurian) dan seorang penadah," ujar Agus.

"Ada dua orang berhasil kabur dan masih dikejar sampai sekarang. Mereka berempat ini komplotan jaringan curanmor antar kota kabupaten," tambahnya.

Dari penelusuran lebih jauh diketahui, komplotan curanmor tersebut merupakan pemain lama yang sebelumnya juga pernah terlibat kasus pencurian curanmor.

"Ini diduga masih jaringan lama, kita berhasil kembangkan tersangka adalah orang-orang lama (melakukan curanmor)," tegasnya.

"Total tempat kejadian pencuriannya ada 12 lokasi pencurian sejak 2 bulan terakhir yang masuk dalam laporan kita. Sekali lagi, mereka pelaku antar kota kabupaten," sebutnya.

Dua tersangka yang kini mendekam di sel sementara Mapolresta Samarinda, dijerat penyidik dengan pasal 363 KUHP Tentang Pencurian

"Tersangka bersama-sama (melakukan pencurian) lebih dari satu orang. Barang bukti 9 motor dan alat-alat mencuri. Kita kenakan pasal 363 dengan ancaman 9 tahun," tutupnya.

(fdn/fdn)







Tutup

 Share to Facebook:


You are redirected to Facebook







loadingSending your message




Message has successfully sent













Sponsored Link




00.35 | 0 komentar | Read More

"Comeback", Gomez Kontan Borong 4 Gol


MUENCHEN, KOMPAS.com - Pelatih Bayern Muenchen, Jupp Heynckes, menerima kabar baik, setelah striker andalannya yang lama absen, Mario Gomez, memborong empat gol sekembalinya ke lapangan hijau.

Pria berusia 27 tahun itu ambil bagian dalam uji tanding Bayern melawan klub amatir, Falke Markt Schwaben, Selasa (13/11/2012). Hebatnya, Gomez tampil penuh dan mengantar kemenangan telak bermarjin enam gol tanpa balas.

Soal empat gol borongannya, Gomez merasa biasa-biasa saja, meski ia absen sejak September lalu akibat dibelit cedera engkel.

"Aku tak pernah merasa berlebihan dalam enam tahun ini. Kami memang tak perlu berlebihan menyikapinya. Partner tanding kami memang bukan lawan sepadan," tegas Gomez seperti dilansir situs resmi Bayern.

Ia pun berharap kembali ke kompetisi sebenarnya pada akhir pekan ini. Bayern akan bertandang ke markas Nuernberg, namun Heynckes masih belum dapat memastikan apakah Gomez masuk ke dalam skuadnya.

"Belum ada keputusan lagi tentang partisipasinya pada Sabtu nanti," tegas Heynckes.


Sang pelatih gembira, begitu pula dengan seorang petinggi "Die Rotten".


"Saya senang Mario telah kembali. Ia berlatih dengan baik, tapi sekarang ia hanya punya waktu sedikit untuk menyesaikan diri dengan irama kompetisi," tukas Karl-Heinz Rummenigge kepada FCB.tv.

Raksasa Bavaria itu kini bercokol di puncak klasemen Bundesliga, dengan rangkuman 30 poin dalam sebelas pertandingan.



00.21 | 0 komentar | Read More

Tes Drive: All-New Swift, Menjajal Aksi 'Si Kecil'


OTOSIA.COM - Lingkar kemudi All-New Swift akhirnya benar-benar ada di tangan setelah sebelumnya hanya santer diberitakan sebagai data dan kilasan. Otosia sebenarnya penasaran dengan performa 'si kecil' yang tersimpan di balik kap depan, yang kini berkapasitas 1.400 cc dengan VVT setelah sebelumnya berkapasitas 1.500 cc.


Test drive yang berlangsung pada 13 November ini menempuh Jakarta - Bogor pergi-pulang, tepatnya ke Club House Rancamaya. Para tester yang merupakan para jurnalis Tanah Air diperbolehkan berpuas-puas dalam menjajalnya, dari kawasan padat Jakarta hingga permukiman elite yang punya karakter jalan representatif untuk menguji kelincahan dan manuver All-New Swift.


Kondisi jalan yang sempit, tikungan tajam, dan berbukit menggugah rasa penasaran peserta untuk membuktikan langsung bagaimana kemampuan city car ini menembus rute jalan sesungguhnya. Tak kurang 18 unit disediakan, 10 unit di antaranya dibesut para wartawan.


Tepat pukul pukul 08.00 WIB, iring-ringan Swift mulai meninggalkan lokasi start di Plaza Senayan, Jakarta, menuju Rancamaya, Bogor. Test driver diberi kebebasan untuk menginjak pedal gas dalam-dalam, tetapi tetap memperhatikan pesan safety driving.


Sekali-sekali kami coba setel-setel posisi, cari yang pas supaya tak lelah. Totalnya memang tersedia 24 posisi, termasuk naik - turun. Tapi beberapa kali geser, posisi duduk sudah pas, yang penting punggung sampai di sandaran tetap tetap bisa fokus ke depan.


Rombongan pun lantas tidak berjalan secara beriringan atau konvoi. Masing-masing langsung ngacir. Panitia pun hanya mewanti-wanti bahwa yang penting semua peserta harus tiba di Rancamaya.


Mengambil unit Swift nomor 8, boleh dibilang kami dan tim masuk dalam deretan rombongan akhir. Sementara itu, Selasa (13/11) pagi adalah kondisi ketika warga Metropolitan sedang pol-polnya memanfaatkan jam berangkat kerja, yang notabene membuat hampir semua titik ruas jalan di Jakarta dibanjiri kemacetan.


Kami pun coba bermanuver zigzag di tengah kemacetan. Tarikan RPM tiba-tiba rupanya tidak begitu terasa berkat level NVH (noise, vibration, harshness) yang kecil. Ini didukung semacam bahan polipropilena yang terpasang di titik-titik bodi, yang rentan getaran dan bising, seperti di mesin, transmisi, kontak ke permukaan jalan, rem, suara angin, dan berbagai perangkat di balik kap mesin.


Demikian juga getaran di setir, kursi, sandaran tangan, spion belakang, pedal, dan lantai mobil. Semuanya tereliminasi sehingga kami terus melesat dan melesat.


Suzuki SwiftTest Drive Swift


Gerak aktif kami itu juga dirasakan berkat penggunaan baja ringan sesuai teknologi total effective control (TECT). Plus dimensi jarak poros roda yang pendek, kekokohan pada bodi dan bantalan, sehingga menghasilkan desain yang anti-limbung, terutama ketika harus berhadapan dengan metromini, kopaja, dan kroni-kroninya yang siap memberi kejutan dengan menepi, bahkan berhenti mendadak.


Untuk soal satu itu, fitur Anti-lock Brake System (ABS) dan Electronic Brake Distribution (EBD)-nya eksis betul. Distribusi tenaga rem tertata tanpa kagetan, sementara ABS membuat All-New Swift anti-decit dan berhenti bertahap bagai tarian tanpa lagu.


Stabil di Jagorawi


Saat menuju bogor, Tol Jagorawi tak begitu padat. Namun, beberapa kendaraan besar seperti truk dan bus membuat kami urung untuk menguji responsibilitas dan manuver Swift habis-habisan dan membuat Otosia hanya menekan pedal gas pada 160 km/jam.


Ada catatan menarik dalam kesempatan ini. Salah seorang rekan jurnalis coba melepas tangan dari setir pada kecepatan 140 km/jam - 150 km/jam selama 15 - 20 detik ketika kondisi jalan relatif sepi. Swift ternyata tetap stabil dan tidak oleng, mantap menjejak lurus.


Penggunaan McPherson Strut dan per keong di depan serta torsion beam plus keong di belakang cukup mumpuni melibas jalan cor-coran, tanpa membuatnya ogel. Suara gladak-gluduk memang masih terdengar dan terasa, tetapi bahan polipropilena menunjang NVH tadi punya peran di situasi seperti ini. Penilaian dari kami adalah: 'lumayan'!


Dipaksa jadi Ken Block


Lebih kurang sejam, kami tiba di Rancamaya. Lagi-lagi, Swift kembali diuji. Panitia memberi tantangan lain berupa ada cepat catatan waktu mengambil dan memindahkan bendera di beberapa titik. Trek ujian dibuat layaknya sirkuit slalom, tikungan tajam, jalan sempit, dan naik-turun. Kami pun dipaksa jadi Ken Block.


Karena lintasan sirkuit dadakan ini tidak begitu panjang, percepatan hanya sampai gear 2 dengan putaran mesin maks sekitar 4.000 rpm.


Swift lagi-lagi pamer kegesitan dan kelincahan melintasi rintangan menikung dan memutar yang dibuat panitia.


Menjajal radius putarnya, bodi mobil pun terasa ringan untuk berpindah posisi mengejar catatan waktu lomba, sekaligus membuat aspal kawasan Rancamaya Club House kian panas.


Soal tikungan, mesin 1.400 cc yang juga dipakai Suzuki Ertiga itu memang cepat 'naik pitam'. Geber dikit, tenaga langsung terasa. Boleh dibayangkan, mesin 95 hp pada 6.000 rpm ini ditempatkan pada mobil yang lebih kecil dari mini-MPV Ertiga alias kecil-kecil berotot.


Melibas Hujan


Balik ke Jakarta, kondisi hujan, kering, lantas jalan basah sehabis hujan di beberapa area. Swift pun kami pacu hingga 190 km/jam. Sebenarnya ada rasa khawatir, tetapi kapan lagi coba menyalip di antara truk dan bus untuk menguji manuver dan responsibiltas Swift terbaru.


Seperti juga kebiasaan para pengendara di tol padat, perlu kelihaian pada ancang-ancang menyalip sehingga jarak antara mobil depan dan kami hanya di kisaran lima meter. Ini bahaya memang, tak patut ditiru.


Namun, Swift tetap tidak menunjukkan gejala limbung, mantap menjejak di trek lumayan licin. Peran EBD di sini banyak membantu. Lebih kurang jarak 5 meter kendaraan di depan, kami menekan pedal gas pada kecepatan 160 km/jam. Namun bodi tidak membuat kami yang berempat di dalam kabin terombang ambing.


Sayang, ujung Jakarta macet lagi, selepas Tol Jagorawi karena pada saat sore hari. Kami setel musik lewat perangkat audio yang sudah ada USB-nya.


Namun, kebetulan tidak satu pun dari kami membawa flashdisk lagu, jadi ya radio saja, mencoba titik sound yang mumpuni di dalam kabin, sampai akhirnya kita menghadapi beberapa metromini lagi, dan menepi di kawasan Senayan City untuk sekadar menyeruput kopi. Ah, masih kurang lama nih, atau memang All-New Swift bikin ketagihan? Mungkin ya.(why/nzr/bun)


00.17 | 0 komentar | Read More

Banyak Salah Persepsi Soal Cloud di Indonesia?



Jakarta - Perkembangan layanan cloud computing di Indonesia memang masih seumur jagung, namun sepertinya sudah banyak pengguna korporasi yang meliriknya. Tetapi apakah semua pengguna mengetahui apa sejatinya komputasi awan?

Menurut Neil Cresswell selaku Chief Technology Officer Indonesian Cloud, salah satu hambatan dalam perkembangan layanan cloud di Indonesia adalah telah terjadinya salah persepsi terhadap penggunaan layanan cloud itu sendiri.

"Saat ini masih banyak yang mengartikan bahwa layanan cloud hanya digunakan sebagai back-up untuk sistem berjalan," ujarnya, di sela acara NetApp Inovation Day 2012 yang berlangsung di hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (14/11/2012).

Neil menambahkan bahwa layanan cloud tidak sekadar digunakan sebagai back-up. Namun sebenarnya dengan memanfaatkan layanan 'awan', sebuah perusahaan dapat menekan biaya pengembangan secara signifikan.

Layanan cloud dikatakan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sistem informasi yang lebih aman, dapat setiap saat diakses dimanapun, dan yang paling penting adalah pengguna korporasi tidak perlu membangun infrastruktur sekaligus menyediakan lokasi untuknya.

Karena melalui layanan cloud, pengguna dapat langsung melakukan implementasi aplikasi yang ingin digunakannya menggunakan metode virtualisasi, demikian Neil menjelaskan.

Selain itu, layanan cloud dapat dimanfaatkan untuk menunjang sistem perusahaan dan memastikan aplikasi yang digunakan dapat berjalan beserta datanya (database). Meskipun ada ancaman bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau bahkan tsunami.

"Dengan begitu layanan cloud telah sekaligus menawarkan sebuah disaster recovery solution," Neil menandaskan.

( ash / ash )

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

00.11 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger