Dari data PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV, pada 1 Januari hingga 19 Januari lalu suplai BBM ke Jepara, Pati, dan Kudus masih normal dengan rata-rata per hari yaitu antara 250 kiloliter (KL) hingga 272 KL.
Namun sejak 20 Januari hingga 25 Januari lalu, jumlah penyaluran menjadi berkurang, karena akses jalan yang tertutup banjir hingga menyebabkan mobil tangki terjebak macet cukup panjang. Sedangkan untuk Kepulauan Karimunjawa, Jepara mengalami keterlambatan karena cuaca buruk sehingga tidak ada kapal yang berani berlayar ke sana.
Bahkan pada 22 Januari lalu pasokan BBM ke Kudus benar-benar terhenti karena akses jalan yang terendam banjir. Begitu pula yang terjadi di Jepara pada 24 Januari, pasokan BBM tidak bisa masuk tersalurkan karena kondisi cuaca dan banjir yang tidak memungkinkan.
Menanggapi hal itu, Pemprov Jateng, Pertamina, TNI, dan Polisi melakukan segala cara yaitu dengan inisiatif alternatif yang artinya menambah biaya operasional. Langkah pertama yang dilakukan ketika akses jalan menuju tiga daerah itu terputus, adalah dengan alih pasokan BBM dari Tangki BBM (TBBM) Semarang Group dialihkan melalui TBBM Tuban.
"Kemudian berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan pengawalan," kata GM Marketing Operation Reg IV Subagjo Hari Moeljanto di Jepara, Rabu (29/1/2014).
Pengawalan tersebut dilakukan setelah sejumlah mobil tangki tidak bisa bergerak akibat terjebak macet ketika akses jalan di Tanggul Angin, Kudus terendam banjir yang cukup tinggi. Selain itu cara lain dilakukan dengan menambah waktu operasional TBBM dan mobil tangki pengangkut BBM.Next
(alg/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!