Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Kisah Bos Louis Vuitton yang Batal 'Kabur' dari Prancis untuk Hindari Pajak

Written By empatlima on Kamis, 11 April 2013 | 00.43

Paris - Orang terkaya Prancis yang juga menjadi pemilik merek mewah terkenal Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH) yaitu Bernard Arnault, batal pindah kewarganegaraan dari Prancis ke Belgia. Kenapa?

Arnault awalnya mengajukan permohonan untuk pindah kewarganegaraan untuk menghindari pajak penghasilan 75% untuk warga yang pendapatannya di atas 1 juta euro atau US$ 1,3 juta (sekitar Rp 12 miliar) per tahun.

"Saya telah menjelaskan beberapa kali bahwa saya akan tetap menjadi warga negara Prancis, dan saya akan terus membayar pajak. Hari ini, saya memutuskan untuk menjelaskan kabar yang ada. Saya menarik permohonan untuk menjadi warga Belgia," ujar Arnault dikutip dari AFP, Rabu (10/4/2013).

Rencana Arnault untuk pindah kewarganegaraan terjadi untuk menghindari pajak tinggi. Apalagi setelah terjadi skandal pajak, setelah mantan Menteri Keuangan Prancis Jerome Cahuzac tidak membuka jumlah rekeningnya di luar negeri.

Berita soal rencana Arnault mengajukan kewarganegaraan Belgia muncul September 2012, dan hal ini menimbulkan kisruh di kalangan partai politik di negara tersebut.

Ada sebuah suratkabar di Prancis yang mencerca rencana Arnault dengan menulis headline: 'Pergi kau orang kaya idiot!'

Arnault merupakan orang terkaya nomor 10 di dunia menurut Forbes dengan kekayaan US$ 29 miliar atau sekitar Rp 275 triliun. Selain Arnault, ada juga orang kaya di Prancis yang berencana pindah kewarganegaraan.

Contohnya aktor Gerard Depardieu, yang tahun lalu berencana untuk pindah kewarganegaraan untuk menghindari pajak 75% dan ingin menyerahkan paspornya.

Dalam beberapa kesempatan, Arnault meminta pemerintah Prancis lebih pengertian kepada kalangan pengusaha.
"Mr Tata (pendiri Tata Group) adalah bintang di India, seperti Warren Buffet di AS. Mereka berusaha menekan kemiskinan, tapi di Prancis mereka menekan kekayaan," kata Arnault.

(dnl/hen)

00.43 | 0 komentar | Read More

KPK: Agus Hendro Taat Pajak, Tapi Malah Diperas Pargono




Kamis, 11/04/2013 00:21 WIB








Jakarta - Pengusaha otomotif Asep Hendro sempat diamankan KPK terkait kasus yang menjerat seorang pegawai pajak bernama Pargono Riyadi.

"AH ini sudah mengaku melakukan pembayaran pajak sesuai yg ditentukan. Tapi diduga PR ini memeras seolah-olah pembayaran pajak yang dilakukan AH atau perusahaan milik AH bermasalah sehingga harus membayar sesuatu," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (10/4/2013).

KPK akhirnya mengumumkan status hukum pegawai Pajak, Pargono Riyadi. Ketua penyidik kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat itu ditetapkan sebagai tersangka pemerasan.

"Ditemukan adanya tindak pidana, KPK menetapkan PR sebagai tersangka," ujar Johan Budi, Rabu (10/4) malam.

Empat pihak swasta lain yang sempat ditangkap KPK pada Selasa (9/4), hari ini akan dibebaskan. Mereka adalah Asep Hendro, Sudiarto, Rukimin alias Andreas dan Wawan. Hingga saat ini keempatnya diketahui masih berada di KPK.

(rna/fjp)









Sponsored Link




00.35 | 0 komentar | Read More

Teka-teki Mourinho Ditentukan Akhir Musim


AFP PHOTO / JAVIER SORIANO


Pelatih Real Madrid dari Portugal, Jose Mourinho (kiri), bersalaman dengan Pelatih Galatasaray, Fatih Terim, setelah berakhirnya laga perempat final kedua Liga Champions di Stadion Ali Sami Yen, Istanbul, Selasa (9/4/2013). Madrid akhirnya takluk 2-3.



MADRID, KOMPAS.com - Pelatih Real Madrid Jose Mourinho akan berdiskusi dengan presiden klub, Florentino Perez, soal masa depan pelatih asal Portugal itu bersama Los Blancos ketika musim ini berakhir.


Mourinho ramai diberitakan akan hengkang dari Santiago Bernabeu menyusul ketidakcocokan dengan beberapa pemain senior klub. Namun, hingga saat ini mantan arsitek Chelsea tersebut mengaku belum memutuskan apa pun.


"Saat musim selesai, saya akan duduk dengan Perez, yang selain presiden klub, juga merupakan perwakilan resmi fans Real Madrid dan sahabat saya," kata Mourinho kepada ITV, Rabu (10/4/2013).


"Kami akan bahas masa depan saya layaknya dua sahabat," tambahnya.


Mourinho santer dikabarkan akan bergabung dengan Paris-Saint Germain atau kembali ke Chelsea. Ditambah lagi, The Blues hendak mencari manajer baru yang menggantikan Rafael Benitez yang kontraknya akan habis saat musim ini berakhir.


Mourinho juga sudah menegaskan tidak akan kembali ke Inter Milan, klub yang di bawah tangan dinginnya meraih treble winners pada musim 2009/10. Sementara pada musim ini Mou sukses membawa Los Blancos ke semifinal Liga Champions dn final Copa del Rey.


00.21 | 0 komentar | Read More

Chicco Jerikho,Tetap Tampan Tanpa Bedak


TEMPO.CO, Jakarta - Chicco Jerikho yakin dia tetap tampan meski tanpa rias wajah. Itu kenapa pacar Laudya Cynthia Bella ini menolak dibedaki ketika akan tampil di panggung catwalk yang membawakan pakaian karya perancang ternama, April lalu.


Meski dibujuk dengan aneka rayuan, model 28 tahun ini tetap tegas menolak. Dia  tetap percaya diri dengan wajah cokelat dan sedikit berminyak, meski tanpa sapuan bedak sedikit pun.


"Saya memang tidak pernah mau memakai bedak," kata lelaki yang memiliki darah Thailand dari sang ayah, Chana Jarumillind, itu. Kebiasaan ini juga berlaku pada saat dia membintangi sinetron. Bagi Chicco, bedak justru bisa membuat wajahnya gampang berjerawat karena kulitnya tergolong sensitif.


Sebagai pengganti bedak, dia memilih cara lain. »Saya lebih baik mengolesi wajah dengan es batu supaya segar setiap kali syuting atau show,” kata aktor yang pernah membintangi sinetron Cinta Bunga 1 dan 2, Putri Nabila, dan film In The Name of Love itu.


Lagi pula, menurutnya, memakai bedak bukan satu-satunya cara agar wajah kelihatan kinclong. "Kamera sekarang kan juga sudah canggih, bisa mengatur pencahayaan untuk wajah," katanya.


EVIETA FADJAR


Topik terhangat:


Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas


Berita Terpopuler:


Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono 


Keluarga Sopir Juke Maut Siap Adopsi Anak Korban


Suap Pegawai Pajak, KPK Tangkap Satu Orang Lagi


Waspada 5 Penyebab Tekanan Darah Rendah


Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut 


00.17 | 0 komentar | Read More

Jalan Berliku Menikmati Internet di Pesawat Indonesia

Jakarta - Layanan in-flight communication alias menikmati layanan telekomunikasi dari dalam pesawat yang tengah mengudara, sejatinya bukan barang baru. Beberapa maskapai asing sudah cukup banyak yang menawarkan fasilitas ini.

Namun bagaimana dengan penerbangan di Indonesia? Sayangnya, negeri dengan lebih dari 200 juta pengguna ponsel ini masih belum bisa menikmati layanan tersebut.

Garuda Indonesia sejatinya telah menggadang-gadang rencana untuk membenamkan WiFi di maskapai andalannya. Rencana ini akan coba direalisasikan national flight carrier tersebut berkolaborasi dengan Telkom.

Direktur Utama Telkom Arief Yahya pernah mengungkapkan bahwa saat ini Telkom sedang mempersiapkan segala kebutuhan demi pemasangan WiFi di pesawat Garuda. Ditargetkan, masih akan membutuhkan waktu hingga 2 tahun lagi bagi para penumpang untuk menikmati layanan internet selama terbang.

"Masih lama, 2 tahunan lah paling cepat. Setiap pesawat yang baru dipasang," tuturnya.

Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar juga sempat mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk pemasangan fasilitas ini cukup besar, yakni sekitar USD 100.000 untuk satu pesawat.

Selain Garuda Indonesia, Lion Air yang lebih dikenal sebagai low cost carrier ternyata juga tak mau kalah. Lion Air telah mendeklarasikan perjanjian dengan Telkomsel untuk membuat sistem komunikasi dan channel distribusi.

"Penandatanganan kerjasama ini merupakan bentuk pengembangan strategic partnership sekaligus sebagai salah satu bentuk implementasi layanan Corporate Business Solution Telkomsel di Lion Air khususnya di bidang telekomunikasi berbasis data," tutur Rusdi Kirana, Direktur Utama Lion Air.

"Kami berharap sinergi ini mampu menjadi solusi layanan digital lifestyle di dunia penerbangan Tanah Air khususnya bagi pelanggan Lion Air serta dapat mendukung pula kinerja operasional Lion Air ke depan," imbuhnya.

Dengan kolaborasi ini, tentunya banyak yang berharap Lion Air dapat menyajikan fasilitas in-flight communication dari maskapai mereka yang tengah mengudara. Jadi tidak sekadar, penjualan SIM card di atas pesawat.

Nah, terkait rencana ini, Direktur Sales Telkomsel Mas'ud Khamid belum bisa membeberkan rencana lebih jauh. Harapan itu ada, dan baginya makin cepat justru makin baik.

Sebab menurutnya, perlu adanya pembicaraan antara regulasi telekomunikasi dan penerbangan agar tidak terjadi persinggungan peraturan. Sebab, layanan telekomunikasi di udara berbeda dengan darat dan laut.

"Pelan-pelan dulu. Sekarang kita mencoba menanawarkan program penjualan SIM Card di atas pesawat. Targetnya bisa penumpang domestik dan internasional," katanya.

Jalan Berliku

Sikap Telkomsel yang terkesan tak terlalu ngoyo untuk menawarkan akses internet dari atas udara bisa dibilang beralasan. Sebab jalan berliku harus mereka lalui untuk bisa merealisasikan impian tersebut.

Menurut Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, baik Telkomsel ataupun Lion Air belum melontarkan rencana in-flight communication secara resmi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Pun demikian, secara umum, Kominfo melihat rencana yang dilontarkan Telkomsel-Lion Air harus diapresiasi. Apalagi mereka juga tak mau sesumbar, dan lebih menunggu kepatutan regulasi terlebih dahulu, yakni terkait UU Telekomunikasi dan UU Penerbangan.

"Saya tidak mau masuk ke ranah UU Penerbangan karena itu berada di wilayan Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Namun di internal Kominfo sendiri, sebelumnya harus ada sejumlah hal yang harus di-clear-kan sebelum bisa menikmati in-flight communication," jelas Gatot.

Pertama, adalah soal perizinan. Kominfo sejatinya masih belum tahu apakah nantinya pemohon (Telkomsel atau Lion Air) akan ditetapkan sebagai penyelenggara khusus -- seperti yang selama ini diperuntukkan untuk kepentingan pertahanan dan lainnya -- atau memberi izin sebagai ISP (Internet Service Provider), dan lainnya.

Kominfo masih hati-hati untuk memutuskan soal perizinan ini. Karena selama ini belum ada maskapai dan operator Indonesia yang sudah benar-benar menawarkan layanan internet di atas pesawat.

"Kedua adalah soal perangkat yang digunakan itu harus diuji untuk mendapatkan sertifikasi. Ini merupakan proses yang biasa dilakukan Kominfo terhadap perangkat telekomunikasi yang digunakan di Indonesia," lanjut Gatot.

Ketiga, terkait dengan landing right. Jika saat krusial semisal take off dan landing, peraturan di negara manapun pasti tak akan memperbolehkan perangkat elektronik yang dibawa penumpang untuk diaktifkan.

"Tapi landing right dari layanan nantinya juga harus diatur. Saya menduga layanan yang mau ditawarkan Lion Air-Telkomsel untuk domestic flight. Sebab untuk penerbangan internasional, ada aturan internasional yang harus dipatuhi," ujarnya.

Role Model

Terakhir adalah soal koordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Hal ini untuk memperjelas soal masing-masing wewenang dari setiap institusi. Semisal siapa yang mengawasi, siapa yang bertanggung jawab, serta sejumlah aturan yang masih belum clear lainnya.

"Karena masih baru, jika berhasil, ini akan jadi role model dan akan dikopi paste bagi yang lain. Tapi apakah rencana ini harus menunggu UU yang baru, belum tentu juga. Siapa tahu dalam perjalanannya ada alternatif yang bisa didapat," kata Gatot.

Jalan yang dilalui beriku? Itu pasti! Tapi di sini, Kominfo berharap ada inisiatif dari pemohon (maskapai dan operator) untuk menyampaikan proposal in-flight communication-nya secara komprehensif ke Kominfo. Termasuk untuk mencoba mengikuti prosedur pengajuannya.

"Cuma memang kami juga harus berhati-hati dalam memutuskan. Terlebih untuk disinergikan dengan Kementerian Perhubungan harus ada hal yang dibicarakan lagi. Termasuk untuk urusan sertifikasi, kontrol dan lainnya. Kita kan gak mau, ini menjadi layanan eksklusif," ia menambahkan.

"Jalannya panjang dan berliku sih enggak. Asal mereka niat mau menjalani prosedur. Kita juga tidak mau menghalang-halangi. Tapi yang juga harus diingat, meski mereka telah menyampaikan konsep proposal yang komprehensif, ada benchmark dan lainnya. Tapi belum ada jaminan bahwa kami akan mengeluarkan lisensinya. Kominfo tentu harus mempertimbangkan segala konsekuensi masak-masak," Gatot menandaskan.

(ash/fyk)

00.11 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger