Ikrar ini ditandatangani KADIN dan empat perusahaan raksasa ini di sela-sela KTT Iklim yang berlangsung di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Rabu (24/9/2014). Empat perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit itu adalah Golden Agri Resources, Wilmar, Cargill dan Asian Agri. Penandatangan ikrar itu adalah Shinta Widjaja Kamdani (Wakil Ketua Umum KADIN), Franky Oesman Widjaja (Chairman dan CEO Golden Agri-Resources), Kuok Khoon Hong (Chairman dan CEO Wilmar), Dave Maclennan (Presiden dan CEO Cargill), dan Joseph Oetomo (Chairman Asian Agri).
Selama ini perkebunan kelapa sawit berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor ini juga banyak menyerap tenaga kerja. Namun, selama ini industri sawit dianggap para LSM sebagai praktik deforestasi. Karena itu, salah satu tujuan ikrar ini adalah memutus isu ini. Para pengikrar berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam membangun industri sawit yang berkelanjutan, tidak ada penanaman pada tanah berkarbon tinggi atau lahan gambut, dan berjanji untuk menerapkan standar tersebut kepada pemasok pihak ketiga.
Meski ikrar ini difokuskan pada Indonesia, namun ikrar ini juga mencakup operasional perusahaan-perusahaan kelapa sawit di seluruh dunia. Ikrar ini merupakan puncak upaya KADIN dalam menetapkan visi yang kuat, lebih jangka panjang dan berkelanjutan untuk sektor minyak kelapa sawit. Industri ini dinilai sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi pedesaan dan keamanan pangan, namun selalu dihubungkan oleh LSM sebagai deforestasi dan hilangnya habitat bagi spesies yang terancam punah.
Dalam pernyataannya, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan 'The Indonesia Palm Oil Pledge' merupakan janji revolusioner para komunitas bisnis untuk bersama-sama mengambil tindakan yang akan membuat operasi kelapa sawit lebih berkelanjutan. "Meskipun perusahaan minyak sawit Indonesia memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda untuk membuat komitmen ambisius ini, namun ke depan KADIN bertekad untuk bekerja dengan semua aktor untuk mendorong mereka untuk bergabung dalam ikrar ini," kata Shinta.
Franky Oesman Widjaja, menambahkan, "Kami berkomitmen tidak ada deforestasi untuk kelapa sawit dalam seluruh rantai pasokan kami. Pemerintah Indonesia, kelompok masyarakat sipil, masyarakat lokal dan masyarakat adat adalah semua pemain kunci pada perjalanan ini. "Keterlibatan multipihak sangat penting bagi kita untuk menemukan solusi untuk menghemat hutan, menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan, dan memastikan pertumbuhan industri kelapa sawit yang berjangka panjang dan berkelanjutan," kata Franky.
Kuok Khoon Hong merasa sangat senang bisa menandatangani Indonesia Palm Oil Pledge bersama dengan sesama pelaku industri kelapa sawit. "Penandatangan ikrar ini akan menjadi agen perubahan dan mendorong transformasi dari praktik-praktik lndustri terhadap pembangunan berkelanjutan. Komitmen yang didukung oleh KADIN akan membuat jaringan ini sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan. Kami yakin bahwa rantai pasokan minyak sawit yang bebas dari deforestasi dapat dicapai," ujar Kuok.
Sedangkan Dave Maclennan berharap dapat terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, petani kecil, mitra bisnis lokal, dan semua pihak yang terlibat untuk melestarikan hutan primer yang berharga. "Pada saat yang sama kami mendukung mata pencaharian tersebut, karena banyak penduduk lndonesia bergantung pada bisnis kelapa sawit," kata dia.
Sementara Joseph Oetomo menyatakan, ikrar ini merupakan upaya kolaborasi yang signifikan antara perusahaan kelapa sawit terkemuka. "Asian Agri selalu mendukung dan mempraktikkan produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan," ujar dia.
(asy/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!