Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Pelaku Industri Keuangan: Dulu BI Tak Ada Pungutan, Kok OJK Ada?

Written By empatlima on Kamis, 13 Maret 2014 | 00.44

Jakarta -Kalangan pelaku industri jasa keuangan kembali mempertanyakan soal pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dibebankan kepadanya. Selama ini, industri keuangan saat masih diawasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bank Indonesia (BI) bisa berjalan dengan baik tanpa adanya pungutan.

"Pertanyaannya apakah kita perlu anggaran sebesar itu. Dulu dengan Bapepam dan BI tanpa adanya pungutan kita masih bisa jalan," kata Direktur AAA Securities Anita saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Anita menilai, OJK terlalu dini menerapkan pungutan tanpa peningkatan kinerja terlebih dahulu. "Dengan adanya OJK belum ada hal-hal yang dilakukan dengan riil dan benefit yang diberikan belum ada dia sudah minta pungutan," ucapnya.

Menurut Anita, pungutan yang dibebankan kepada industri keuangan justru akan mnembebani. Seharusnya, kata dia, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sudah dianggarkan oleh pemerintah, OJK bisa menjalankan tugasnya dengan baik tanpa membebani pelaku industri.

"OJK harusnya masih bisa andalkan APBN. Masih bisa ngomonglah sama Menkeu. Kalau pun nantinya mau kenakan pungutan lihat dulu kesehatan industri ini," ujar dia.

Anita menambahkan, OJK perlu meninjau ulang perturan yang telah dibuat. Pungutan ini memang mengurangi beban APBN namun justru membebani industri.

"Rencana mereka tidak ingin bebankan APBN itu bener nggak. Dia tidak akan beratkan anggaran negara tapi membebankan industri," pungkasnya.Next



(drk/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


00.44 | 0 komentar | Read More

Ayah Sara: Kami Mengampuni Pelaku, Tapi Proses Hukum Harus Berjalan




Kamis, 13/03/2014 00:28 WIB








Jakarta - Suroto, ayah Ade Sara Angelina Suroto, korban tewas karena dibunuh, mengaku memafkan pelaku yakni Ahmad Imam Al Hafitd dan Aasyifa Ramadhani (Sifa). Tapi keluarga Sara menegaskan proses hukum terhadap pelaku harus dituntaskan.

"Secara prinsip kami diajarkan untuk mengampuni. Tapi jangan salah mengartikan kami mengampuni (lantas) hukum dikurangi atau nggak berjalan. Pelaku harus taat sama hukum, dia lakukan kesalahan silakan menghadapi hukumnya," kata Suroto di kediamannya di Jalan Layur Blok ABCD, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/3/2014).

Saat meladeni wawancara bersama wartawan, tanpa diduga keluarga kedua tersangka datang di antaranya ayah dan ibu Sifa serta ibunda Hafitd. Kedua ibu pelaku langsung memeluk ibu Sara, Elizabeth Diana sambil menangis.

Pengacara Sifa, Syafrie Noer yang ikut mendampingi mengatakan kedatangan orang tua kedua pelaku untuk menyampaikan belasungkawa. "Kemudian kami menyampaikan permohonan maaf yang seluas-luasnya karena orang tua dan keluarga semuanya tentunya tidak ada yang menginginkan ini terjadi," ujarnya.

Sara mahasiswi Universitas Bunda Mulia ini ditemukan tewas di Tol JORR ruas Bintara KM 41 pada 5 Maret 2014. Mayatnya dibuang setelah dianiaya pasangan Hafitd dan Sifa.

Kedua pelaku kini sudah berada di Polda Metro Jaya dimana sebelumnya diamankan di Mapolres Bekasi Kota. Hafitd dan Sifa sudah menjalani pemeriksaan psikologi.


(fdn/mok)

Punya informasi penting yang ingin Anda laporkan? Atau punya #FotoUnik? Kirim ke PASANGMATA.COM .







Sponsored Link




00.36 | 0 komentar | Read More

Walker Yakin Tottenham Masuk Empat Besar

LONDON, KOMPAS.com - Bek Tottenham Hotspur, Kyle Walker, percaya diri bila timnya akan menempati urutan empat besar musim ini di Premier League. Menurut Walker, kualitas Tottenham musim ini menjadi jaminan mampu bersaing dalam perebutan tiket ke Liga Champions, musim depan.

Spurs baru saja menelan kekalahan menyakitkan 0-3 dari West Ham United, di Stadion White Hart Lane, Minggu (6/10/2013). Kekalahan tersebut membuat Tottenham terlempar dari empat besar dan kini menduduki urutan keempat dengan selisih hanya tiga poin dari pemimpin klasemen, Arsenal.

"Sebenarnya, masih terlalu dini berbicara mengenai posisi akhir klasemen. Tetapi, jika kami mampu mempertahankan kekuatan kami, aku rasa tak ada alasan mengapa kami tidak bisa mencapai empat besar," kata Walker dilansit Daily Mirror.

"Kami membuat banyak perubahan di skuad selama musim panas. Tetapi, semua pemain yang datang mampu menyatu dengan baik bersama para pemain lain. Semua pemain saling membantu satu sama lain," lanjutnya.

"Kami telah mendatangkan kualitas seluruh skuad dan semakin kami terbiasa bermain sebagai sebuah tim, maka semakin baik hasil yang akan kami dapatkan," tutup Walker.

00.22 | 0 komentar | Read More

Tantowi Yahya: Hari Musik Sebatas Sosialisasi










00.17 | 0 komentar | Read More

Pembantu Rumah Tangga Sumbang Pendapatan Terbesar LTE

Jakarta - Layanan 4G LTE telah beroperasi di banyak negara sejak tahun lalu. Bagi operator global, hadirnya teknologi baru ini selain bikin kencang akses jaringan, ternyata juga sangat berpengaruh untuk mendorong pendapatan yang lebih besar dari sektor layanan data.

Operator Orange di Swiss, misalnya, ARPU-nya bertambah 12% menjadi 17 euro dalam sebulan. Telia di Swedia, ARPU-nya melonjak 100% menjadi 8 euro. Telstra di Australia ARPU-nya bertambah 7% menjadi 15 euro. Dan masih banyak contoh lainnya.

Dengan demikian tercatat, sejak layanan 4G LTE ini beroperasi dalam 36 bulan terakhir, para operator global mencatatkan pertumbuhan average revenue per user (ARPU) yang sangat signifikan. Mulai dari tumbuh cuma 5%, bahkan ada yang sampai 106%.

Di Hong Kong, layanan 4G LTE ini bahkan telah membuka peluang baru untuk menggenjot pendapatan dari segmen pengguna yang sebelumnya tak begitu banyak menyumbang ARPU data.

"Siapa yang menyangka, di Hong Kong itu ARPU tertinggi pengguna LTE di sana itu datang dari kalangan pembantu rumah tangga asal Filipina. Mereka pakai LTE karena di kamarnya tak ada akses internet kabel dan TV," kata Claudio Friscoli, Senior Strategic Marketing Manager Nokia Solution Networks USA, di Penang Bistro, Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain yang pendapatan per kapitanya USD 14 ribu per tahunnya. Seperti di Eropa timur, Rusia, Brasil, dan Republik Ceko. Negara-negara ini juga sangat mengandalkan akses mobile untuk internet.

"Biasanya mereka menggunakan dongle (modem) karena kurang tersedianya akses internet broadband kabel, khususnya di daerah-daerah yang layanan 3G-nya cukup baik dan penggunanya juga sudah cukup mengenal dengan baik mobile data," paparnya lebih lanjut.

(rou/eno)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


00.11 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger