Jakarta - Salah satu label musik menyatakan kekecewaannya terhadap Telkomsel yang tak jadi bergabung bersama XL Axiata dan Indosat dalam kerja sama penyatuan kode akses (
single code) untuk layanan Ring Back Tone (RBT).
"Untuk mengembalikan bisnis RBT ini diperlukan 4K, yakni keabsahan, kemudahan, kepercayaan, dan komitmen. Sayangnya hanya dua operator yang berkomitmen, yang 'merah' tidak berkomitmen," cetus Bimbom Barkah, Head of Universal Music Indonesia, dalam acara Pesta RBT & iRing bersama 12 label di Hard Rock Cafe, Jakarta, Rabu (5/12/2012).
Sindiran kekecewaan itu jelas ditujukan pada Telkomsel. Sebab, selain XL dan Indosat, Telkomsel yang memiliki pelanggan seluler dengan pengguna RBT terbanyak, semula juga akan bergabung dalam program single code RBT ini.
"Mungkin sesama operator segan untuk membicarakannya. Tapi kami dari industri blak-blakan saja. Dengan dua operator ini saja kalau dari sisi jumlah pelanggan sebenarnya sudah cukup menjangkau masyarakat," ujar Bimbom.
Direktur Marketing Indosat Erik Meijer dan GM Content & Application XL Axiata Revie Sylviana Andriani Dewi tak mau berkomentar banyak mengenai mundurnya Telkomsel dari rencana penggunaan single code untuk RBT demi efisiensi biaya operasional dan meningkatkan kenyamanan bagi pelanggannya dari sisi keamanan dan transparansi.
"Mungkin mereka punya planning sendiri. Urusan commercial decision kan kembali ke pengambil keputusan masing-masing. Kalau kami tetap jalan terus karena kami tak mau kehilangan momentum setelah mendapat lampu hijau dari Kominfo, BRTI, dan Depsos," tutur Revie.
Ia pun menegaskan, program single code RBT yang telah dibahas sejak enam bulan lalu ini sudah mendapat persetujuan dari Kominfo dan BRTI tanpa perlu menunggu keluarnya Revisi Peraturan Menkominfo No. 1/2009 tentang konten premium.
"Setelah diskusi dengan Dirjen Postel dan BRTI, mereka bilang boleh jalan tanpa menunggu Permen jadi karena izin RBT ini sudah attached dengan izin penyelenggaraan telekomunikasi," kata Revie.
"Dan begitu Depsos berikan izin minggu lalu, makanya kami langsung jalan. Izin Depsos kami perlukan karena program ini juga menawarkan hadiah bagi yang telah mengaktifkan 12 RBT di UMB *919#. XL, Indosat, dan 12 label sudah menganggarkan Rp 300 juta untuk total hadiah," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelum munculnya perintah unreg massal dari regulator, RBT adalah lumbung pendapatan bisnis konten operator, content provider, dan label rekaman.
Diakui hampir 90% pendapatan bisnis konten yang total mencapai Rp 8-10 triliun rupiah per tahunnya yang 70% disumbang oleh RBT ikut anjlok imbas dari "Black October" ini.
Terjadinya Unreg massal pada 2011 diprediksi menjadikan total omset industri musik pada 2011 hanya Rp 450 miliar terkoreksi dari target awal Rp 600 miliar. Sedangkan nilai bisnis konten diperkirakan hanya tersisa 0,5% dari Rp 8-10 triliun.
Vice President Corporate Communication XL Turina Farouk juga berharap program Pesta RBT & iRing ini bisa membangkitkan kembali pendapatan dari industri RBT yang sempat terpuruk setelah unreg massal Oktober 2011 lalu.
"Penipuan itu sudah terjadi. Tapi lupakan lah masa lalu. Mari kita bangun lagi industri ini," katanya.
( rou / ash )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!