Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Jokowi Dapat Dukungan Menhub Agar Hati-hati Garap Proyek MRT

Written By empatlima on Kamis, 06 Desember 2012 | 00.43

Jakarta - Upaya Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengkaji ulang proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mendapat dukungan Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan. Mangindaan sepakat dengan Jokowi bahwa proyek Rp 15 triliun jangan terburu-buru disetujui.

"Jangan ngomongin angka dulu itu bisa diatur dengan subsidi yang penting ditentukan dulu MRT-nya dimana, lewat mana, karena lokasinya harus ditentukan mana yang sekarang, mana yang diperlukan di masa depan, makanya Pak Jokowi menahan dulu," kata Mangindaan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/12/2012)

Selain itu bagi Mangindaan, pemda DKI tak hanya memikirkan proyek MRT, namun transportasi massal lainnya sebagai pendukung. Keberpihakan pemerintah dalam bentuk subsidi transportasi massal sangat dibutuhkan.

"Mesti dikaji lagi karena anggarannya belum jelas. Yang penting bagi saya itu harus dipikirkan antar moda, jangan dipikirkan MRT tok, sehingga bisa disubsidi kalau diperlukan subsidi supaya bisa meringkan rakyat," jelasnya.

Namun ia mengelak soal berapa subsidi yang harus diberikan pemerintah daerah termasuk pusat untuk transportasi massal khususnya MRT. "Nanti dibicarakan dengan kemenkeu," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengatakan Pemprov DKI hanya mampu menanggung sekitar Rp 5.000 per tiket MRT. Bahkan, lanjutnya, logisnya besaran subsidi yang harus ditanggung sekitar 25 persen dari harga tiket.

"Subsidi logikanya kan 25 persen. Misalnya tiketnya Rp 10.000, subsidinya Rp 2.500. Nah itu logis. Maksimal Rp 5.000 lah. lah ini tiketnya Rp 10.000, subsidinya Rp 28.000, yang benar saja," ujar Jokowi di rumah dinasnya Jl. Taman Suropati no 7, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2012).

(hen/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com

00.43 | 0 komentar | Read More

Total 97 Penumpang Kapal yang Tabrak Karang di Kepri Dipastikan Selamat



Rabu, 05/12/2012 23:09 WIB





Agus Siswanto Siagian - detikNews




Jakarta - Peristiwa kecelakaan terjadi pada sebuah kapal MV Sindo 31 tujuan Singapura-Tanjung Pinang. Total 97 penumpang yang berada di kapan nahas tersebut, dipastikan selamat.

Kapal itu mengangkut 97 penumpang dengan rincian 84 WNI dan 13 WNA ditambah anak buah kapal 6 orang. "Semuanya selamat," ujar Kabid Humas Polda Kepri,AKBP.Hartono kepada detikcom Rabu (5/12/2012).

Hartono mengatakan kapal ferry berlabuh dari pelabuhan internasional Singapura menuju pelabuhan internasional Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, menjelang petang tadi. Di tengah perjalanan kapal itumenabrak karang di perairan tanjung uban-Bintan, Kepulauan Riau.

Hartono juga menjelaskan saat ini kapal tersebut dievakuasi dengan bantuan Kapal Pol Air Polres Bintan, Kapal KPLP, serta bantuan Speed boat Kepri-2.

Darin 97 penumpang dan awak kapal tersebut, 1 orang bernama Awalmiza (WNI) penumpang mengalami cedera. Dia dirawat di RSUD-Busung Tanjung Uban. "Yang lain dievakuasi ke Tanjung Pinang," kata Hartono.

(fjp/jor)







Tutup

 Share to Facebook:


You are redirected to Facebook







loadingSending your message




Message has successfully sent












Sponsored Link




00.36 | 0 komentar | Read More

Hakim Garis Tewas Setelah Dihajar Pemain Belasan Tahun


DEN HAAG, KOMPAS.com - Seorang hakim garis asal Belanda, Richard Nieuwenhuizen (41), meninggal dunia di rumah sakit di Nieuwegein, pada Senin (3/12/2012) pukul 17:30 waktu setempat. Demikian diumumkan oleh klub Buitenboys, Selasa (4/12/2012).

"Dengan kesedihan mendalam, kami mengumumkan kematian hakim garis Buitenboys, Richard Nieuwenhuizen. Ditunggui keluarganya, ia meninggal dunia pada pukul 17.30 di rumah sakit Nieuwegein. Buitenboys berharap semoga keluarganya diberikan kekuatan," demikian pernyataan Buitenboys, Selasa (4/12/2012).

Peristiwa berawal dari pertandingan level amatir antara Buitenboys dan Nieuw Sloten, Minggu (2/12/2012). Nieuwenhuizen, ayah seorang pemain Buitenboys, menjadi hakim garis pada pertandingan itu.

Setelah pertandingan, Nieuwenhuizen dipukuli dan ditendangi 4-5 pemain Nieuw Sloten. Menurut situs KNVB, Setelah itu, ia masih bisa bangun dan berjalan ke markas klub, tetapi kemudian di bawa ke rumah sakit dan meninggal pada hari berikutnya. Buitenboys tidak menjelaskan penyebab kematian Nieuwenhuizen.

Tiga pemain berusia antara 15-16 tahun ditangkap pada Senin (3/12/2012) pagi karena diduga terlibat dalam pemukulan Nieuwenhuizen.


"Anda tak bisa percaya ini terjadi. Anak-anak berusia 15 dan 16 tahun itu bermain sepak bola. Anda datang untuk menyaksikan dan melihat sesuatu seperti ini," ujar Ketua Buitenboys, Marcel Oost.

Sementara itu, melalui situs resminya, Nieuw Sloten mengucapkan ikut berbelasungkawa dan akan membantu penyelidikan polisi.

"Kami menyampaikan simpati, pertama-tama kepada keluarga almarhum. Kami tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Kami juga ingin menyampaikan simpati kepada Buitenboys dan anggota-anggotanya," ujar Nieuw Sloten.

"Kami tentu akan sungguh-sungguh membantu penyelidikan polisi. Kami yakin, mereka yang bertanggung jawab atas aksi tersebut harus dihukum."

"Orang-orang yang sepengetahuan kami bertanggung jawab atas pemukulan itu dikeluarkan dan tak akan pernah menjadi anggota asosiasi kami," demikian pernyataan Nieuw Sloten, Senin (3/12/2012).


Sesaat sebelum kematian Nieuwenhuizen seorang jurubicara polisi, Leonie Bosselaar, mengatakan bahwa pemain yang diduga melakukan pemukulan masih dimintai keterangan. Ia juga mengatakan polisi tak menutup kemungkinan menangkap tersangka baru.


00.21 | 0 komentar | Read More

Film Perubahan Iklim Borong Tiga Penghargaan JAFF


TEMPO.CO, Yogyakarta - Film dokumenter berjudul Negeri di Bawah Kabut karya sutradara Shalahuddin Siregar memborong tiga penghargaan dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang digelar 1-5 Desember 2012 di Yogyakarta. Penghargaan itu diberikan di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam, 5 Desember 2012.


Film yang mengisahkan tentang perubahan iklim meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni Netpac Awards, Geber Awards, dan Special Mention Award dalam JAFF 2012. Film ini menyisihkan puluhan film yang diputar dalam JAFF. Netpac Awards diberikan kepada sutradara Asia yang dianggap memberi  kontribusi penting bagi gerakan sinema baru Asia.


Film berdurasi 105 menit mengambil latar desa di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Film dokumenter itu bercerita tentang komunitas yang tenang mengahadapi perubahan iklim. Petani digambarkan mengandalkan kalender tradisional Jawa untuk membaca musim. »Ketika menonton film itu, kita seperti dekat dengan masyarakat yang digambarkan,” kata Direktur Festifal JAFF Ajish Dibyo dalam jumpa pers JAFF di Cafe Indraloka, Yogyakarta, Rabu 5 Desember 2012.


Juri JAFF, Paul Agusta, mengatakan semua juri menilai film Negeri di Bawah Kabut layak mendapat penghargaan karena memakai sudut pandang dan pendekatan relatif baru. Film dibuat secara alami atau tanpa manipulasi gambar. »Sutradara film mampu merakit cerita tanpa manipulasi,” katanya.


Sejumlah film lain juga mendapat penghargaan, antara lain film berjudul Bunohan, garapan sutradara Dain Iskandar Said, film aksi gaya Melayu.


Adapun Postcards From The Zoo karya Edwin, yang menceritakan seseorang yang ditinggalkan sendirian di kebun binatang, meraih Golden Hanoman Awards. Film The Three Sisters menjadi film pendek terbaik peraih Blencong Award. Film Cartas de la Soledad meraih Netpac Award dan Blames and Flames meraih Special Mention Award.


JAFF tahun ini memilih tema Redreaming Asia untuk menggambarkan realitas sosial kultural yang ada di negara Asia. »Masyarakat di negara Asia banyak memiliki kearifan lokal yang beragam,” katanya.


Presiden Festival JAFF Garin Nugroho mengatakan JAFF menggambarkan peta baru sinema Asia. Tema itu menyangkut perkembangan seni, teknologi, dan kondisi sosial politik yang baru. JAFF menjadi simbol perlawanan lewat teknologi. »Contohnya pembuatan film di Filipina. Syuting hanya berlangsung 10 hari dan menghasilkan karya yang bagus,” kata dia.


Puluhan film JAFF diputar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Singosaren, Banguntapan, Krapyak, Wedomartani, dan Empire XXI Yogyakarta. Penghargaan itu akan diberikan, Rabu malam, 5 Desember di TBY.


SHINTA MAHARANI


Terpopuler:


Jokowi Ngotot Harga Tiket MRT 1 Dolar  


Pembunuh Mahasiswi Injak Al-Quran


Bupati Aceng Juga Dibelit Dugaan Korupsi 


Polri Kembali Tarik 13 Penyidiknya dari KPK


Kata Eko ''Patrio'' Soal Bupati Garut Aceng Fikri  


00.17 | 0 komentar | Read More

Label Kecewa Telkomsel Tak Jadi Gabung Single Code RBT



Jakarta - Salah satu label musik menyatakan kekecewaannya terhadap Telkomsel yang tak jadi bergabung bersama XL Axiata dan Indosat dalam kerja sama penyatuan kode akses (single code) untuk layanan Ring Back Tone (RBT).

"Untuk mengembalikan bisnis RBT ini diperlukan 4K, yakni keabsahan, kemudahan, kepercayaan, dan komitmen. Sayangnya hanya dua operator yang berkomitmen, yang 'merah' tidak berkomitmen," cetus Bimbom Barkah, Head of Universal Music Indonesia, dalam acara Pesta RBT & iRing bersama 12 label di Hard Rock Cafe, Jakarta, Rabu (5/12/2012).

Sindiran kekecewaan itu jelas ditujukan pada Telkomsel. Sebab, selain XL dan Indosat, Telkomsel yang memiliki pelanggan seluler dengan pengguna RBT terbanyak, semula juga akan bergabung dalam program single code RBT ini.

"Mungkin sesama operator segan untuk membicarakannya. Tapi kami dari industri blak-blakan saja. Dengan dua operator ini saja kalau dari sisi jumlah pelanggan sebenarnya sudah cukup menjangkau masyarakat," ujar Bimbom.

Direktur Marketing Indosat Erik Meijer dan GM Content & Application XL Axiata Revie Sylviana Andriani Dewi tak mau berkomentar banyak mengenai mundurnya Telkomsel dari rencana penggunaan single code untuk RBT demi efisiensi biaya operasional dan meningkatkan kenyamanan bagi pelanggannya dari sisi keamanan dan transparansi.

"Mungkin mereka punya planning sendiri. Urusan commercial decision kan kembali ke pengambil keputusan masing-masing. Kalau kami tetap jalan terus karena kami tak mau kehilangan momentum setelah mendapat lampu hijau dari Kominfo, BRTI, dan Depsos," tutur Revie.

Ia pun menegaskan, program single code RBT yang telah dibahas sejak enam bulan lalu ini sudah mendapat persetujuan dari Kominfo dan BRTI tanpa perlu menunggu keluarnya Revisi Peraturan Menkominfo No. 1/2009 tentang konten premium.

"Setelah diskusi dengan Dirjen Postel dan BRTI, mereka bilang boleh jalan tanpa menunggu Permen jadi karena izin RBT ini sudah attached dengan izin penyelenggaraan telekomunikasi," kata Revie.

"Dan begitu Depsos berikan izin minggu lalu, makanya kami langsung jalan. Izin Depsos kami perlukan karena program ini juga menawarkan hadiah bagi yang telah mengaktifkan 12 RBT di UMB *919#. XL, Indosat, dan 12 label sudah menganggarkan Rp 300 juta untuk total hadiah," pungkasnya.

Seperti diketahui, sebelum munculnya perintah unreg massal dari regulator, RBT adalah lumbung pendapatan bisnis konten operator, content provider, dan label rekaman.

Diakui hampir 90% pendapatan bisnis konten yang total mencapai Rp 8-10 triliun rupiah per tahunnya yang 70% disumbang oleh RBT ikut anjlok imbas dari "Black October" ini.

Terjadinya Unreg massal pada 2011 diprediksi menjadikan total omset industri musik pada 2011 hanya Rp 450 miliar terkoreksi dari target awal Rp 600 miliar. Sedangkan nilai bisnis konten diperkirakan hanya tersisa 0,5% dari Rp 8-10 triliun.

Vice President Corporate Communication XL Turina Farouk juga berharap program Pesta RBT & iRing ini bisa membangkitkan kembali pendapatan dari industri RBT yang sempat terpuruk setelah unreg massal Oktober 2011 lalu.

"Penipuan itu sudah terjadi. Tapi lupakan lah masa lalu. Mari kita bangun lagi industri ini," katanya.

( rou / ash )

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

00.11 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger