"Beban puncak listrik pada sistem kelistrikan Jawa Bali tercatat 14.227 MW atau turun sekitar 40% dibanding tertinggi yang pernah dicapai yaitu 23.420 MW (9 Juni 2014). Akibat turunnya beban listrik pada saat hari lebaran kali ini, PLN dapat menghemat biaya produksi tenaga listrik sekitar Rp 123 miliar," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto dalam keterangannya, Rabu (6/8/2014).
Bambang mengungkapkan, beban puncak Jawa Bali pada lebaran 2014 ini juga turun sekitar 254 MW dari prediksi awal PLN. Beberapa hari sebelumnya PLN memperkirakan kebutuhan listrik di Jawa Bali saat hari lebaran adalah 14.470 MW. Turunnya beban listrik saat lebaran sangat signifikan karena dipengaruhi pelanggan industri dan bisnis.
"Ini karena sejumlah industri besar dan perusahaan ikut meliburkan para pekerjanya dan menghentikan sementara waktu kegiatan usahanya," katanya.
Turunnya pemakaian listrik ini berdampak pada operasional pembangkit-pembangkit listrik. Di Jawa, sebanyak 14 unit Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 6.706 MW mendapatkan kesempatan untuk 'beristirahat' atau berhenti sementara (reserved shutdown).
Masa istirahat ini dilaksanakan dari tanggal 24 Juli 2014 hingga 5 Agustus 2014, dengan jangka waktu istirahat bergiliran dan berbeda-beda untuk tiap-tiap pembangkit.
Komposisi penggunaan energi primer untuk pembangkit yang digunakan pada saat lebaran Idul Fitri 2014 turut mempengaruhi keberhasilan penghematan ini. Komposisi energi masih didominasi oleh pembangkit dengan bahan bakar batu bara (50,3%), gas (32,4%), panas bumi (8,5%), air (6,7%), CNG (0,3%), dan khusus di Bali, tercatat penggunaan BBM HSD (1,3%) dan MFO (0,6%).
"Mulai hari Selasa kemarin beban listrik kembali naik ke posisi semula (normal), seiring kembali berlangsungnya kegiatan industri dan bisnis usai libur lebaran," tutup Bambang.
(rrd/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!